Masa Pandemi Warga Bantul Tetap Produktif Berwirausaha
Meski saat ini pihak toko perak tempat kerjanya sudah mengembalikan sistem kerja normal dengan adaptasi kebiasaan baru seperti sebelum pandemi, namun Nugroho tetap melanjutkan wirausaha itu, bahkan dia meminta agar toko tetap mempekerjakan dengan sistem masuk selang-seling.
Makin Diminati
Setelah beberapa bulan berjalan dengan diiringi promosi melalui media sosial dan media dalam jaringan lainnya, produk sepeda kayu Nugroho mendapat respons positif konsumen, bahkan dia mengaku produknya sudah dikirimkan ke beberapa daerah di luar Yogyakarta dan luar Jawa.
Sepeda anak dengan bahan baku kayu jati Belanda ini menurut Nugroho pernah dikirim ke luar daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan dan lokalan di Yogyakarta, bahkan punya rencana dikirim ke Malaysia, namun masih terkendala dengan ongkos kirim yang mahal.
”Kami jual mulai dari Rp250 ribu sampai Rp300 ribu per buah. Dalam satu hari bisa membuat dua sepeda, Alhamdulillah tidak ada kesulitan dalam mencari bahan baku karena di Yogyakarta banyak yang jual kayu,” katanya.
Selama pandemi COVID-19 hingga saat ini, Nugroho telah menjual sekitar 50 sampai 70 sepeda kayu, bahkan masih ada stok di rumah yang siap dipromosikan. Dengan wirausaha ini, dia mengaku bisa memperoleh pendapatan rata-rata sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan selama pandemi.
Produk Minuman dari Bunga Telang
Wirausaha baru di Kabupaten Bantul di tengah pandemi COVID-19 juga muncul di Dusun Sirat, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Yaitu Danang Ari Krisnadi dengan produk aneka minuman herbal dari olahan bunga telang, bunga berwarna ungu kebiruan yang mudah tumbuh di pekarangan rumah.