Nun Band, Wadah Berseni Musik Warga Binaan Lapas Bulakkapal Bekasi
Editor: Mahadeva
BEKASI – Tingginya tembok penjara Rutan Kelas IIA Bulak Kapal, Kota Bekasi, Jawa Barat, tidak menghalangi warga di dalamnya mengembangkan potensi kreatif. Terkurung di dalam jeruji besi, tidak mematahkan semangat para warga binaan di dalam lapas untuk berkesenian.
Minggu (4/10/2020), Cendana News berkesempatan berkunjung ke dalam Lapas Kelas II A Bulak Kapal, dan dapat melihat lebih dekat keberadaan Nun Band. Sebuah kelompok musik dengan genre musik slow rock. Selama ini, Nun Band aktif menghibur di dalam lapas. Enam personil dari berbagai latar belakang kasus menunjukan kebolehan bermain musik untuk menghibur.
Kini Nun Band sudah memiliki tiga lagu ciptaan sendiri. Nun Band sebenarnya adalah gubahan dari nama Swarna (Semua Warga Binaan). Dan sejak awal 2020, berdasarkan kesepakatan antara warga binaan bersama Seksi Bimbingan Aanak dan Pendidikan Lapas, diubah menjadi Nun Band. “Nama NUN istilahnya untuk mengingatkan bahwa semua adalah ciptaan Yang Maha Esa,” ungkap Kiki Oditya, Kasi Binadik Lapas Kelas IIA Bulakkapal, kepada Cendana News, Minggu (4/10/2020).
Tiga lagu ciptaan sendiri adalah, Jagalah Dia Untuk Ku, Lembaga Pemasyarakatan, dan Tega. Lagu tersebut bercerita mengenai kisah hidup di dalam penjara. Seperti cerita tentang cinta dan harapan, dari para napi tersebut. Lagu Tega, bercerita tentang kisah cinta mereka, yang ditinggalkan pasangan saat menjadi waga binaan di Lapas. Lagu, Jagalah Dia Untuk Ku, adalah harapan kepada Sang Pencipta untuk menjaga pasangannya, selama ia menjalani kurungan. Sedangkan lagu LAPAS, diciptakan sebagai ucapan terimakasih kepada petugas Lapas.