Pembangunan di Letti dan Kisar Perlu Pertimbangkan Kondisi Alam

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Untuk oseanografi, yang menjadi variabel datanya adalah data suhu permukaan laut, data tinggi muka air laut, data klorofil-a, data salinitas serta data kecepatan angin dan tinggi gelombang. Untuk penginderaan jauh kelautan, variabel datanya adalah skin temperature, bulk temperature dan sub-surface temperature yang akan memberikan informasi terkait upwelling, arus Eddy, siklon hingga ENSO, IOD dan ITF.

“Semua data ini akan diaplikasikan untuk memahami sumber daya, perubahan iklim, perairan dan kelautan hingga ekosistem dan pariwisata,” ucapnya.

Salah satu hasil pengaplikasian data ini adalah terlihat bahwa pada musim barat di Pulau Kisar dan Pulau Letti, daerah selatan akan memiliki ikan pelagis kecil lebih banyak dibandingkan daerah utara. Dan saat musim timur, yang terjadi adalah sebaliknya. Serta saat musim peralihan, jumlah ikan akan berada di bawah jumlah yang dicatatkan pada musim barat dan musim timur.

“Tapi data ini tidak permanen. Karena ada pengaruh variabel oseanografi. Di sini pentingnya data harian bagi para nelayan yang akan menangkap ikan pelagis kecil. Salah satu yang mempengaruhi adalah arus laut. Dan analisa pada pergerakan distribusi pelagis kecil ini, juga bisa dilakukan untuk pelagis besar dan ikan demersal,” ucapnya.

Data lainnya yang harus dipertimbangkan juga, menurut Ahli Fisika Oseanografi Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Johanis D Lekalette, SSi, MSi, adalah fenomena alam dari kondisi geografis kedua pulau ini.

Ahli Fisika Oseanografi Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Johanis D Lekalette, SSi, MSi, saat acara talk show online, Sabtu (17/10/2020) – Foto: Ranny Supusepa
Lihat juga...