Pembangunan di Letti dan Kisar Perlu Pertimbangkan Kondisi Alam
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Angin tenggara bertiup dari April hingga Oktober, angin musim barat bertiup kencang pada bulan Januari dan Februari diikuti dengan hujan deras dan laut bergelombang. Sedangkan pada April hingga September, bertiup angin Tenggara dan Selatan sebanyak 91 persen dengan angin tenggara dominan 61 persen. Pada bulan Desember hingga Februari bertiup angin barat laut sebanyak 50 persen dengan angin barat laut dominan 28 persen,” paparnya lebih lanjut.
Arus laut di wilayah ini, lanjutnya, dipengaruhi angin muson, pasut dan arus densitas terbagi menjadi dua Arus Muson Indonesia (Armondo) pada kedalaman kurang dari 50 meter dan Arlindo pada kedalaman lebih dari 50 meter.
“Saat terjadi ENSO, arus permukaan menguat pada kejadian normal dan melemah pada kejadian El Nino. Dan dari pengumpulan data juga terlihat Salinitas dan Klorofil-a pada Musim Barat lebih rendah dibandingkan Musim Timur sementara persentase transmisi sinar saat Musim Timur lebih rendah dibandingkan Musim Barat,” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan semua data ini, para peneliti berharap pemerintah dapat menentukan kebijakan yang tepat untuk diaplikasikan pada kedua pulau ini.
“Data ini akan memberikan gambaran, seperti apa harusnya pembangunan di kedua pulau ini. Pembangunan yang mempertimbangkan kondisi alam, agar bisa berkelanjutan,” pungkasnya.