Penambahan Jumlah Restrukturisasi Kredit Sudah Datar
Menurut Wimboh, sinergi kebijakan baik dari sisi keuangan, moneter, fiskal, serta sektor riil memang terus dibutuhkan agar ekonomi dapat pulih kembali setelah terpuruk akibat pandemi.
“Kita sudah bisa bertahan, sekarang permasalahannya bagaimana ke depan. Bagaimana kita bangkitkan lagi ekonomi kita,” katanya.
Pandemi Covid-19 yang sejak Maret 2020 melanda Indonesia memang berimbas ke semua sektor. Pemerintah dan otoritas keuangan pun telah berupaya agar likuiditas di sektor keuangan tetap aman, sehingga masyarakat tidak terkendala dalam menjalankan bisnis terutama untuk akses ke sektor keuangan.
“Kami bersama BI bersepakat dan BI juga telah menurunkan Giro Wajib Minimum dan suku bunga diturunkan, dan pemerintah juga melakukan spending yang cukup agresif melalui Perppu. Bahkan pemerintah diperkenankan untuk budget deficit lebih dari tiga persen, dan ini luar biasa sampai ada Rp625 triliun untuk budget pemulihan,” ujar Wimboh.
Dengan likuiditas yang sudah baik saat ini, lanjut Wimboh, pekerjaan rumah berikutnya, yaitu meningkatkan permintaan kredit dari masyarakat.
Pemerintah sendiri telah memberikan banyak insentif agar permintaan domestik meningkat, melalui belanja negara termasuk di dalamnya alokasi untuk bantuan sosial langsung dan insentif lainnya. (Ant)