Penderita HIV di Bekasi Sulit Dapatkan Obat ARV

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Orang dengan HIV AIDS atau ODHA di wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, masih kesulitan dalam mengakses obat ARV di tiga klinik Perawatan  Dukungan Pengobatan (PDP) yang ditunjuk di wilayah setempat.

Mereka yang seharusnya rutin minum obat seumur hidupnya tersebut, kini dihadapkan pada kenyataan sulitnya mendapat akses. Meski sudah kerap diingatkan Pemerintah Kota Bekasi belum memperbaiki input data SIHA sebagai dasar pengajuan mendapatkan obat ARV di provinsi.

“Obat ARV itu di provinsi sebenarnya ada, persoalannya ada atau tidak di Kota Bekasi, karena input SIHA  dasar untuk mengambil obat ARV dari klinik PDP ke Dinkes tidak dilakukan dengan baik. Petugas Dinkes saat ambil obat selalu manual, akhirnya ditolak di  provinsi. Saya sudah bicara sama KPA provinsi terkait hal ini,” ungkap Festika Rosani, perwakilan Jaringan Indonesia Positif (JIP) kepada Cendana News, Sabtu (10/10/2020).

Harusnya tegas Festika, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, bisa memperbaiki sistem data SIHA untuk dibawa ke provinsi. Sehingga orang dalam HIV di Kota Bekasi bisa lebih tenang. Jangan terkesan meremehkan persoalan tersebut karena yang mengakses obat  mencapai 2000-an orang.

Sulitnya akses obat bagi komunitas orang dengan HIV untuk mendapatkan obat ARV harus menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Dampaknya dari  ketidakseriusan itu klinik PDP menyediakan obat tidak penuh. Harusnya satu orang dalam sekali kunjungan bisa mendapatkan obat untuk satu bulan yang terjadi mereka hanya diberi obat guna keperluan satu minggu.

Hal tersebut tandasnya, membuat orang penderita HIV terbebani harus bolak-balik ke klinik. Bahkan banyak  di antara mereka tidak mengambil karena harus membayar lagi nantinya.

Lihat juga...