Pentingnya Mendorong Pelaku Usaha Bangkit di Masa Pandemi
SLEMAN – Pandemi COVID-19 sekitar setengah tahun lebih telah melanda sejumlah wilayah di Indonesia, tidak terkecuali di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Wabah yang awalnya muncul di Wuhan pada akhir 2019 ini telah membawa dampak bencana nonalam di Indonesia.
Banyak sektor yang terpuruk akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan ini. Bahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya, menyebutkan akibat pandemi ini mengakibatkan kerugian mencapai sekitar Rp900 miliar, sebagai dampak terhentinya aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya, di wilayah setempat.
Menyikapi keadaan ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman berupaya membuka ruang untuk kegiatan perekonomian di tengah masa pandemi COVID-19 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Upaya untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat ini, dilakukan Pemkab Sleman dengan terus mendorong sektor-sektor perekonomian seperti jasa, pariwisata, dan perdagangan, agar tetap bisa berjalan dan tumbuh dengan baik.
Langkah ini sebagai dorongan psikologis bagi masyarakat di tengah ketidakpastian kapan wabah COVID-19 akan berakhir, karena tidak mudah untuk menggerakkan pasar di tengah suasana kecemasan dan kekhawatiran akibat adanya wabah ini.
Adanya beberapa pasar tradisional di Sleman yang harus ditutup sementara untuk melakukan penyemprotan disinfektan akibat adanya pedagang atau pemasok barang yang terkonfirmasi positif COVID-19, mengakibatkan adanya ketakutan secara psikologis di masyarakat, terutama kalangan pedagang pasar.
Bahkan selesai disterilkan dan pasar tradisional dibuka kembali, masyarakat masih khawatir untuk datang ke pasar tradisional. Ini menjadi kendala tersendiri, dan tidak mudah untuk tetap menggerakkan kembali aktivitas perekonomian di pasar.