Perilaku Positif Bantu Proses Penyembuhan COVID-19
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Perilaku positif ini, menurutnya, tetap berlanjut walaupun ia sudah keluar dari perawatan COVID 19.
“Olahraga, makanan sehat yang mengurangi karbo dan memberi asupan sayur segar dan daging yang proporsional, lebih dekat dengan anak, lebih dekat ke Tuhan. Itulah diri saya yang sekarang,” tandasnya.
Senada dengan Tung Desem, Penyintas COVID 19, Susi Satiwi Rudiati, yang menerima hasil positif corona, satu hari setelah dirinya melakukan tes swab bersama anak dan keluarga besarnya, juga merasakan hasil yang baik dari perilaku positif.
Ia menceritakan, setelah melakukan acara makan bersama saat merayakan salah satu acara dengan keluarga besarnya, ia merasakan badannya sakit. Dan setelah tes, ada 12 orang yang dinyatakan positif dari 18 orang yang hadir saat acara keluarga tersebut.
“Setelah swab dan menerima hasilnya dalam satu hari, hasilnya positif. Ya sempet kaget, kok saya kena juga. Bahkan saya sempat berpikir itu hasil swab anak saya. Dan malam itu juga, kita masuk rawat dalam dua malam, lalu pindah rumah sakit. Anak saya sendiri setelah dua hari, dinyatakan negatif jadi pulang. Tapi dalam dua hari kemudian dites lagi, jadi positif. Akhirnya masuk rumah sakit lagi,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Ia menceritakan, dirinya merasakan sakit kepala yang luar biasa sakit dan tensi mencapai 156, yang biasanya hanya menyentuh angka 120-130.
“Saya nggak habis pikir, saya hanya teriak-teriak dan nangis. Kondisi ini berat buat saya yang hanya memiliki satu ginjal sejak dua tahun yang lalu. Akhirnya saya istighfar dan dibantu oleh suami serta keluarga melalui video call. Karena saya punya ginjal hanya satu, saya bolak-balik tanya apakah obat yang diberikan pada saya itu aman buat kondisi saya yang hanya punya satu ginjal,” katanya bercerita.