Raja Malaysia Batalkan Semua Agenda Pertemuan karena Covid-19
KUALA LUMPUR – Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah, menunda seluruh agenda pertemuan selama dua minggu sejak Rabu, karena adanya kebijakan karantina di Kuala Lumpur, termasuk di lingkungan Istana Kerajaan demi mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
Keputusan itu pun memberi waktu lebih lama bagi Raja Abdullah, untuk memutuskan apakah Anwar Ibrahim dapat menggantikan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri dan membentuk pemerintahan baru.
Anwar telah bertemu Raja Abdullah, Selasa (13/10) dan membuktikan, bahwa ia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Bukti dukungan itu ditunjukkan ke Raja Abdullah beberapa bulan setelah Muhyiddin menjabat sebagai perdana menteri.
Raja Abdullah sebelumnya dijadwalkan bertemu sejumlah pemimpin partai politik untuk memverifikasi klaim Anwar. Namun, adanya kebijakan karantina selama dua minggu di Kuala Lumpur dan Selangor yang berlaku mulai hari ini, menyebabkan pertemuan itu terpaksa ditunda.
“Ya, karena kebijakan CMCO (karantina, red) dan isolasi di Istana Kerajaan Nasional, (pertemuan pun tertunda, red),” kata seorang pengurus istana, Ahmad Fadil Shamsuddin. Selama aturan karantina berlaku, banyak kegiatan masyarakat dibatasi, di antaranya termasuk acara pertemuan yang melibatkan sejumlah orang.
Pihak kerajaan akan mengumumkan tanggal pertemuan yang baru antara raja dan para ketua partai, setelah aturan karantina itu dicabut, ujar Ahmad Fadil.
Jika Anwar ditunjuk sebagai perdana menteri oleh raja, maka itu merupakan buah dari perjalanan panjang dia selama 22 tahun sebagai ketua kelompok oposisi. Dalam kurun waktu itu, Anwar sempat mendekam di penjara 10 tahun karena kasus sodomi — tuduhan yang ia bantah.