Separuh Lebih Wilayah Dunia Alami Peningkatan Suhu pada Malam Hari

Editor: Koko Triarko

Hal sebaliknya berlaku jika suhu malam hari lebih dingin, yaitu lebih besar dari 0,5⁰ Celcius dibandingkan siang hari, efek yang ditimbulkan akan mengakibatkan curah hujan berkurang, sehingga iklim cenderung lebih kering.

Dalam penelitian tersebut, Erma menyebutkan ada tiga kawasan utama dunia yang mengalami perubahan ekstrem.

“Yaitu, dataran tinggi Tibet, Afrika Barat dan Afrika Timur. Untuk dataran tinggi Tibet dan Afrika barat, suhu malam hari meningkat signifikan menjadi lebih hangat lebih dari 0,5⁰ Celcius, dibandingkan rata-ratanya. Hal ini berakibat pada kelembapan tinggi dan peningkatan curah hujan yang terjadi di kawasan tersebut,” ungkapnya.

Sebaliknya, Afrika timur mengalami kenaikan suhu pada siang hari yang lebih hangat, yaitu lebih dari 0,5⁰ Celcius dibandingkan rata-ratanya.

“Dan, lagi-lagi ini dibuktikan dengan penurunan signifikan curah hujan, sehingga iklim di wilayah tersebut berpotensi menjadi lebih kering dibandingkan sebelumnya,” imbuhnya.

Untuk Indonesia sendiri, walaupun hasil studi tidak secara spesifik membahas tentang Indonesia, Erma menyatakan interpretasi terhadap hasil gambar spasial yang dihasilkan oleh penelitian tersebut menunjukkan, bahwa secara umum Indonesia mengalami kecenderungan suhu malam hari yang lebih hangat.

“Sehingga berpotensi pada peningkatan kelembapan dan aktivitas awan konvektif yang dapat menyebabkan peningkatan hujan. Meskipun demikian, variasi di wilayah Indonesia perlu dieksplorasi lebih detail menggunakan model iklim regional dengan skala spasial yang lebih tinggi, sehingga dapat menjelaskan fakta perubahan suhu siang-malam dengan lebih jelas,” pungkasnya.

Lihat juga...