Wisata Bahari Pendukung Pendapatan Asli Desa di Lampung Selatan
Editor: Mahadeva
Di dua destinasi wisata tersebut, warga mendapatkan peluang usaha. Saat libur, warga berdagang dan membuka usaha kuliner, hiburan anak-anak dan penyewaan ban. “Kontribusi dari pelaku usaha sektor pariwisata tentunya sangat berpotensi untuk PAD (Pendapatan Asli Desa), dan terus kita dorong untuk peningkatan fasilitas,” terang I Made Ardana.
Pemerintah desa ikut mendukung pengelola dengan melakukan penataan wilayah dan sejumlah fasilitas seperti tempat bilas, toilet, saung dan area parkir. Warga desa setempat, Wayan Sutejo, yang menjadi penyedia persewaan ban pelampung menyebut, bisa mendapatkan penghasilan lumayan dari kegiatannya. Sejak dibuka kembali, sebelumnya ditutup karena pandemi COVID-19, secara berlahan omzet kembali merangkat naik. “Pendapatan harian saat hari libur akhir pekan bisa mencapai ratusan ribu, sebagian diserahkan ke desa melalui pengelola,” papar Wayan Sutejo.

Pada libur akhir pekan, jumlah wisatawan yang datang bisa lebih dari 500 orang, yang didominasi wisatawan keluarga. Menyewakan ban dengan batasan waktu, mulai dari Rp10.000 ukuran kecil, Rp20.000 ukuran besar, Sutejo mendapat omzet ratusan ribu perhari.
Ramainya pengunjung juga dirasakan, Andi, seorang pedagang jeruk. Sebagai pedagang, Andi berkontribusi kepada pengelola dan desa dengan tetap membayar tiket dan uang salar bagi pengelola Pantai Puri Dewata. Berjualan menjadi sumber pendapatan daripada menganggur. “Kondisi cuaca panas membuat jeruk jadi pilihan untuk pelepas dahaga di pantai,” beber Andi.