Budi Daya Kangkung, Cepat Panen dan Tahan Hama

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Setelah diingat- ingat ternyata kesalahan terletak pada saat menaburkan benih atau bibit kangkung yang tidak merata waktunya. Benih kangkung ditaburkan berbeda hari pada lahan, sehingga tidak sama pada masa panen. Untuk panen kangkung yang bagus itu kisarannya per 21 hari, lebih dari itu akan rusak atau busuk batangnya,” katanya.

Ria mengungkapkan, tidak hanya tidak meratanya waktu panen saja yang membuat kangkung menjadi rusak. Kendala yang dihadapi pada budi daya kangkung yakni ketika masuk masa panen, banyak yang tidak terpanen dan pada akhirnya kangkung menjadi tua, sehingga tidak laku di pasaran.

“Belajar dari pengalaman, awalnya banyak yang gagal dan sempat beralih beternak lele. Namun setelah mengetahui penyebabnya, barulah saya dan suami paham dan terus menekuni budi daya kangkung. Lahan kita pergunakan setengah terlebih dahulu, setelah menjelang panen, barulah yang setengahnya kita berikan bibit, begitu seterusnya,” katanya lagi.

Dikatakan Ria lagi, biasanya hasil panen sudah ditunggu tengkulak, dan untuk per ikat dibayar oleh tengkulak sebesar 1000 rupiah. Untuk setengah lahan menghasilkan 2000 ikat kangkung, sehingga sekali panen dirinya mendapatkan hasil penjualan kangkung sebesar 2 juta rupiah.

“Saya tidak punya link atau kenalan di rumah-rumah makan. Ada niatan untuk menawarkan kerja sama dengan restoran-restoran, tapi saya masih belum tahu bagaimana caranya. Saya ingin melebarkan sayap memasukkan kangkung saya ke restoran maupun supermarket,” paparnya mengakhiri percakapan.

Lihat juga...