Cegah Longsor Bantaran Sungai dengan Manfaatkan Mendong

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Tanaman mendong, salah satu vegetasi rawa kerap tumbuh secara liar di wilayah Lampung Selatan. Bagi sebagian petani dan petambak di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Pisang, Way Sekampung dan sungai lainnya tanaman mendong sengaja dibudidayakan.

Agus, petambak di DAS Way Sekampung menyebut tanaman mendong jadi penguat bantaran sungai dari gerusan air.

Tanaman yang menyerupai rumput vetiver atau akar wangi itu memiliki ketinggian maksimal dua meter. Memiliki perakaran kuat sebagian tumbuh di dalam air, tanaman bernama ilmiah Cyperus sp mampu tumbuh di daerah berlumpur dan memiliki air cukup. Suksesi alam keberadaan mendong berpotensi mengubah rawa jadi daratan oleh proses sedimentasi.

Banjir dan longsor pada tanggul penangkis sebut Agus bisa ditangkal dengan tanaman mendong. Kombinasi dengan tanaman vetiver atau Chrysopogon zizanioides memperkuat fungsi tanggul kala penghujan. Keberadaan tanaman mendong pada rawa sekaligus menjadi lokasi habitat bagi satwa air jenis belibis, biawak dan berbagai jenis ikan.

“Penanaman mendong skala besar dilakukan belasan tahun silam karena bisa dipergunakan sabagai bahan tikar sekarang meski berkurang untuk bahan tikar tanaman mendong masih dimanfaatkan untuk kebutuhan menyelamatkan lingkungan bantaran sungai dari erosi akibat banjir,” terang Agus saat ditemui Cendana News, Rabu (11/11/2020).

Selain tanaman mendong, Agus,petambak ikan, memanfaatkan pagar bambu dan tanaman waru untuk penahan longsor dan luapan banjir di bantaran Sungai Way Sekampung, Rabu (11/11/2020). -Foto Henk Widi
Lihat juga...