Imbas Kerusakan Jalan di Bandar Agung, Pelaku Usaha Rugi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Biaya reparasi mesin kendaraan sebutnya dipastikan akan membengkak. Sesampainya di dusun yang bebas banjir rob ia mengaku akan meminjam motor kerabat sembari motor diservis pada bengkel.

Pemilik usaha pembuatan ikan asin bernama Suku menyebut, imbas jalan darat sulit dilintasi ia memilih memakai motor laut. Motor laut atau perahu menjadi salah satu moda transportasi alternatif saat banjir rob melanda.

Normalnya ia mengirim hasil pengeringan ikan tangkapan memakai jalur darat. Setiap musim hujan disertai banjir rob ia memilih menggunakan akses sungai Way Sekampung.

“Selain mengirim barang kerap saya juga menyediakan jasa angkutan dengan perahu untuk menuju ke sejumlah pasar di Lampung Timur,” beber Suku.

Suku menyebut bagi sebagian warga, melakukan aktivitas menjual komoditas olahan ikan dominan ke Lampung Timur. Akses memakai sungai Way Sekampung sebutnya lebih mudah dilakukan daripada harus melalui jalur darat.

Saat berangkat dari muara sungai menuju ke hulu sungai ia harus melawan arus. Sebaliknya saat pulang ia cukup mengikuti aliran air menghemat pemakaian bahan bakar minyak.

Sodikin, salah satu pedagang bakso dan somai menyebut memilih menerjang akses jalan tergenang air. Ketinggian air bisa mencapai 40 cm sehingga ia memilih memodifikasi motor untuk menjual bakso dan siomay.

Pedagang bakso dan somai, Sodikin, memilih memodifikasi motor untuk bisa masuk ke Dusun Kuala Jaya, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan yang terimbas banjir rob, Selasa (17/11/2020) – Foto: Henk Widi

Ia memilih masuk ke dusun Kuala Jaya yang sebagian rumahnya terendam air banjir rob. Kerusakan kendaraan sebutnya jadi kendala baginya meski risiko harus dihadapi untuk mencari nafkah.

Lihat juga...