Kabupaten Gowa Rawan Banjir dan Longsor
GOWA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa menyatakan, kabupaten penyangga Kota Makassar tersebut rawan dengan bencana banjir dan longsor. Sehingga perlu mengambil langkah antisipasi sejak dini.
Kepala BPBD Gowa, Iksan Parawansa mengatakan, kabupaten yang wilayahnya terbagi dua berupa dataran tinggi dan dataran rendah tersebut sangat rawan dengan bencana alam. “Kabupaten Gowa memiliki 18 kecamatan, dan semuanya terbagi dua, masing-masing sembilan kecamatan di dataran tinggi dan sembilan lagi di dataran rendah,” ungkapnya, Minggu (15/11/2020).
Menurutnya, sembilan kabupaten yang berada di dataran tinggi sangat rawan terjadi bencana longsor. Di awal 2019, bencana longsor dan banjir telah memakan puluhan korban meninggal. Sementara badai La Nina, sesuai prediksi BMKG, bisa berdampak pada memburuknya cuaca sehingga langkah antisipasi penting dilakukan. “Puncak La Nina yang harus kita waspadai, sehingga kami menyurat menyurat ke 18 kecamatan untuk selalu jaga lingkungan dan memperhatikan kondisi di sekitar,” tandasnya.
Terpisah, Bupati Enrekang, H Muslimin Bando mengatakan, Kabupaten Enrekang merupakan salah satu daerah di Sulasesi Selatan (Sulsel), yang 80 persen wilayahnya berbukit-bukit dan bergunung. Sehingga memiliki potensi ancaman bencana.
Muslimin menyebut, pemerintah daerah wajib melindungi setiap masyarakat dan daerahnya. Karena itu, ancaman di wilayah, harus diantisipasi sejak dini. Kabupaten Enrekang rawan dengan kebakaran lahan hutan. Terutama yang diakibatkan oleh ulah aktivitas manusia, dalam membuka lahan yang meninggalkan kekeringan menjadi kebakaran hutan. “Kondisi itu terjadi akibat Pemahaman masyarakat masih kurang yang menyebabkan kebakaran hutan, juga karena membuang puntung rokok yang menyebabkan kebakaran sampah,” katanya.