Kendala PJJ tak Surutkan Semangat Siswa Menuntut Ilmu

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Dayat dan Husin terpaksa mendorong motor imbas mogok di tengah jalan. Banjir rob merendam akses jalan berimbas kerusakan pada motor yang dikendarai.

Dua siswa SMKN Ketapang, Lampung Selatan itu berniat mengirimkan tugas ke sekolah. Akses jalan rusak menghambat aktivitas warga Dusun Kuala Jaya, Desa Bandar Agung Kecamatan Sragi.

Dayat dan Husin, dua siswa SMKN Ketapang Lampung Selatan mengalami motor mogok saat akan mengambil tugas di sekolah selama pembelajaran jarak jauh, Kamis (19/11/2020) – Foto: Henk Widi

Normalnya Dayat menyebut, akses jalan yang dilintasi berupa jalan tanah dan batu kering. Namun sejak empat hari terakhir akses jalan terendam banjir rob.

Ia tetap semangat untuk mengirimkan tugas ke sekolah selama masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain berbasis dalam jaringan (daring) ia juga mengerjakan tugas luar jaringan (luring) selama masa pandemi Covid-19.

Dayat menyebut, dibelikan kendaraan motor oleh orang tua untuk berangkat ke sekolah. Akses jalan menuju ke sekolah sejauh 20 kilometer dilaluinya untuk bisa menuju ke sekolah.

Ia mengaku setiap hari pada kondisi normal melintas di jalan tersebut. Saat pandemi Covid-19 kebijakan sekolah menerapkan PJJ memberinya keringanan tidak harus sekolah.

“Ada puluhan anak yang sekolah di luar Desa Bandar Agung setiap hari menempuh jarak puluhan kilometer dengan naik kendaraan motor sebagian dijemput. Namun selama PJJ siswa sekolah hanya setiap dua hari mengumpulkan tugas,” terang Dayat saat ditemui Cendana News, Kamis (19/11/2020).

Sebagian siswa usia SD dan SMP yang ada di Dusun Kuala Jaya memilih tetap melakukan PJJ. Susi, salah satu siswa MTS di Kuala Jaya menyebut, selama pandemi Covid-19 pelajaran tatap muka belum diterapkan. Meski akses dari desa lain cukup jauh namun ia dan kawan-kawan sebaya lebih beruntung dengan kondisi sinyal internet yang kuat.

Lihat juga...