KKP Pulihkan Bisnis Budidaya Kerapu dengan Batalkan Aturan Tonase
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Kita juga terus mendukung pembudidayaan baik kerapu maupun ikan-ikan laut yang lain, seperti kakap, bawal bintang dan lobster,” tambahnya.
Kinerja ekspor kerapu yang mulai berjalan normal kembali akan memicu geliat usaha budidaya kerapu yang dilakukan masyarakat mulai dari pembenihan hingga pembesaran. Dia berharap budidaya kerapu bisa bergairah kembali, termasuk benih-benih harus dimanfaatkan untuk kepentingan budidaya di dalam negeri.
Peningkatan produksi budidaya bisa meningkatkan tingkat konsumsi ikan secara nasional pula untuk peningkatan gizi masyarakat untuk mengurangi stunting.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina menjelaskan bahwa BKIPM saat ini juga terus mempercepat dan membantu menyelesaikan lalu lintas ikan hidup agar tetap berjalan dengan baik di masa pandemi ini.
“Kita juga paham bahwa sekarang tidak ada lagi dibatasi gross-tonnage kapal, berapa kali keluarnya. Tetapi kami masih tetap memerlukan informasi dimana dan kapan, supaya teman-teman BKIPM siap di tempat untuk melayani kalau dia akan ekspor misalnya dengan kapal-kapal Hongkong yang ada di pulau-pulau kecil,” imbuh Rina.
Rina memaparkan bahwa ekspor kerapu hidup melalui UPT BKIPM tertinggi adalah ke Vietnam puncaknya pada tahun 2019 dimana lebih dari 10 juta ekor kerapu yang ekspor ke Vietnam. Tetapi di tahun 2020 yaitu hingga bulan Oktober mengalami penurunan yaitu hanya 3 juta lebih ekor saja karena adanya dampak dari pandemi.
“Kalau kita lihat maka ada 5 besar pengekspor kerapu hidup yaitu Vietnam, Malaysia, Hongkong, Thailand dan Brunei Darussalam. Yang dikeluarkan itu bukan hanya kerapu hidup saja ada kerapu beku atau kerapu segar beku dimana ekspor terbesar ke Taiwan, Malaysia, Singapura, Hongkong dan Amerika Serikat,” pungkas Rina.