Kue Tradisional Khas Sumbar, dari Lopis hingga Pinukuik

Editor: Koko Triarko

Menikmati kue pinukuik tidak hanya enak dimakan ramai-ramai bersama teman, tapi juga pas saat dinikmati dengan menyajikan segelas kopi manis. Bagi yang tidak suka kopi, bisa juga dengan segelas teh manis hangat.

Sementara itu, cara membuat kue pinukuik juga tidak terlalu sulit. Sebab, dalam membuat kue pinukuik itu bahan utamanya ialah parutan kelapa sedang, bukan kelapa tua, yang dicampur dengan tepung, tapai, dan panili.

“Sebenarnya pinukuik ini makanan orang kampung, jadi bumbu-bumbunya itu sederhana saja. Bicara soal kecocokan rasanya, hanya orang kita-kita, ibu ini yang tahu, kuncinya di sana,” katan Etek Enggi.

Melihat begitu enak dan mudahnya membuat kue pinukuik, harganya pun tidak terlalu mahal, hanya Rp1.000 untuk satu buah pinukuik. Tapi, jika dibeli berdasarkan jumlah uang, misalnya Rp5.000, maka penjualnya akan memberi 6 buah Pinukuik, begitu kelipatan selanjutnya.

“Saya memulai usaha ini sejak 1989. Ketika itu, tidak begitu banyak pelanggan atau pembeli, karena dulu itu kue pinukuik ini juga banyak dijual di daerah Pesisir Selatan. Namun, seiring waktu, di tempat-tempat lainnya tidak lagi menjual kue pinukuik, dan saya pun tetap bertahan menjual kue ini,” ungkapnya.

Pelanggan pinukuik Etek Enggi tidak hanya dari masyarakat atau warga yang melintasi Jalan Raya Pasar Kuok, tetapi sejumlah pejabat daerah di Pesisir Selatan juga sering membeli kue pinukuik buatan Etek Enggi.

Untuk melayani pembeli, Etek Enggi menyediakan 6 tungku pemasak kue. Buka setiap hari, mulai dari pukul 07.00 WIB hingga sore hari pukul 16.00 WIB, atau tergantung cepat atau lamanya kue pinukuiknya habis.

Lihat juga...