Lansia di Kota Semarang Bermain Gamelan Untuk Menjaga Daya Ingat
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Suara tetabuhan gamelan terdengar dari Gedung Ki Narto Sabdo, di kompleks Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang, Rabu (18/11/2020) petang. Suara demung, saron, kenong dan gong, ditambah tabuhan kendang, melahirkan melodi indah yang merambat di seisi ruangan pertunjukan.
Ada dua lancaran yang dimainkan oleh para niyaga atau pemain gamelan, yakni Mayarsewu dan Singo Nebah. Uniknya, para penabuh gamelan tersebut merupakan orang lanjut usia (lansia).
“Setiap hari Rabu, kami berlatih musik gamelan. Para pemainnya semua lansia, mereka dari berbagai wilayah di Kota Semarang. Termasuk saya, dari Mijen,” papar Kusno, salah seorang pemain musik gamelan, di sela-sela latihan.
Pria berumur 65 tahun tersebut, mengaku sudah empat kali berlatih gamelan yang diperuntukkan kelompok lansia tersebut.
“Buat kami ini bagus. Selain sebagai aktivitas, juga untuk melatih memori agar tidak mudah pikun, karena harus menghafal urutan saron atau demung, yang dipukul saat bermain gamelan,” terangnya.
Tidak hanya itu, dengan bermain gamelan tersebut dirinya merasa makin sehat lantaran aktif bergerak. “Ini juga untuk mengisi waktu luang dengan beragam kegiatan. Sekaligus juga menambah saudara (teman-red), karena bisa berkumpul dan bermain bersama,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan Sri Suwarni. Meski pada awal-awal latihan sempat kesulitan, karena dirinya baru pertama kali bermain gamelan, namun lambat laun bisa mempelajari notasi nada hingga memainkan musik lancaran yang diberikan pelatih.