Mengenal Selapanan, Tradisi Jawa Memperingati 35 Hari Usia Kiara Bella Rukmana

Editor: Mahadeva

Makanan ketiga adalah Telur ayam, yang telah direbus dan dikupas kulitnya, Jumlahnya 7, 11 atau 17 buah. Kemudian bumbu urap atau gudangan, yang dibuat tidak pedas. Rasa pedas atau tidak untuk membedakan antara bancakan weton untuk anak bayi dan orang dewasa

Makanan kelima adalah, tujuh jenis buah-buahan. Salah satunya adalah pisang raja. Kemudian cabai dan bawang merah, yang nantinya akan dipasang di puncak tumpeng weton. Makanan keenam berupa tujuh jenis bubur. Dengan enam bubur diantaranya adalah bubur kombinasi, berupa bubur gurih (putih) dan bubur manis (merah), serta satu bubur baro-baro yang merupakan bubur gurih yang ditaburi kelapa parut dan potongan gula kelapa

Syarat ketujuh adalah Saringan santan yang terbuat dari bambu. Dan Kedelapan adalah kembang setaman, yang terdiri dari mawar merah dan putih, melati, kanthil, dan bunga kenanga. “Jumlah dan jenis makanan yang disajikan dalam bancakan pada upacara selapanan merupakan angka ganjil, karena angka ganjil dipercaya sebagai angka keberuntungan,” tutur Retno.

Kepercayaan angka ganjil disebut Retno, muncul pada jumlah orang yang akan mengkonsumsi bancakan tersebut. Masyarakat Jawa mempercayai bahwa bancakan ini sebaiknya dikonsumsi oleh minimal tujuh orang, 11, 17 atau lebih banyak lagi. “Angka tujuh dalam bahasa jawa disebut pitu, merupakan harapan agar mendapatkan pertolongan (pitulungan) dari Tuhan YME, sementara angka 11 (sewelas) merupakan harapan agar mendapatkan belas kasih (kawelasan) dari Tuhan YME dan seterusnya. Semua hal tersebut merupakan salah satu nilai budaya Jawa yang masih sangat kental dan penuh dengan makna filosofis yang sebaiknya tidak diabaikan begitu saja,” pungkas Retno.

Lihat juga...