Obwis Bukit Tempurung Tingkatkan Kesejahteraan Warga Lubuk Bangkar

Editor: Makmun Hidayat

Di antaranya, pemberdayaan usaha olahan kopi, usaha keripik pisang, usaha kue, usaha menjahit, usaha kerajinan anyaman, budidaya pertanian sayur, budidaya ikan dan peternakan domba,” ujar Tatiek.

Dengan keindahan pesona alamnya, Baznas berkomitmen mengembangkan desa Lubuk Bangkar dengan mem-branding Puncak Tempurung Garden sebagai destinasi wisata.

Dalam pengembangan objek wisata ini akses jalan pun mulai dibenahi. Sehingga menurutnya, jalan sudah tidak rusak dan becek apabila hujan turun. “Setelah jadi wisata, ada akses jalan yang diperbaiki, tidak rusak parah lagi,” imbuhnya

Sebelumnya, jelas dia, akses jalan ke Desa Lubuk Bangkar sangat sulit, karena desa ini berada di tengah hutan. Perjalanan dari Kabupaten Sarolangun hingga ke desa itu ditempuh selama 4 jam melewati hutan jati.

“Bayangkan desa ini di tengah hutan, dan di sepanjang menuju desa itu juga banyak komunitas suku anak dalam yang masih pakai koteka,” jelasnya.

Dengan segala tantangan dalam melakukan pemberdayaan desa. Kini menurutnya, kehidupan masyarakat Desa Lubuk Bangkar menjadi sejahtera.

Karena aspek ekonomi seperti program pengolahan kopi usaha kecil menengah (UKM) Tani Rawa, dan objek wisata Puncak Tempurung Garden, multiplier effect-nya sangat bagus.

“Yang tadinya kita fokus hanya memberdayaan beberapa orang miskin di sana. Sekarang mustahik di Desa Lubuk Bangkar mulai berkembang seputar ekonomi mereka,” ujar Tatiek.

Bahkan dengan adanya Bukit Tempurung tambahnya, menjadikan banyak yang terlibat. Seperti, warga membuka warung atau kantin di area wisata itu. Ada juga yang buka toko souvenir yang menjual kerajinan tangan warga setempat.

Lihat juga...