Pangan Lokal Atasi Kerentanan Sistem Pangan Selama Pandemi
JAKARTA – Para pengamat yang mewakili pemerintah dan lembaga swasta, sepakat mengoptimalkan berbagai sumber pangan lokal yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, geografis dan pola masyarakat setempat bisa mengatasi kerentanan sistem pangan akibat pandemi Covid-19 dan perubahan iklim.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) dari Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, mengatakan, pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang disesuaikan dengan kebudayaan pangan lokal daerah, seperti ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum.
“Tiap-tiap provinsi terbiasa mengkonsumsi komoditas karbohidrat nonberas tertentu. Kita tinggal mendorong bagaimana meningkatkan produksi komoditas ini, dan mengolahnya sehingga bisa dikonsumsi secara masif,” ujar Agung dalam siaran persnya, Minggu (15/11/2020).
Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC, Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi mencatat, selama pandemi, Indonesia menghadapi sederet tantangan terkait pangan, mulai dari distribusi pangan antar daerah, nilai tukar petani yang menurun, perubahan pola harga pangan akibat panic buying, hambatan distribusi bibit dan pupuk karena pembatasan sosial, serta penurunan beberapa harga komoditas pertanian.
“Distribusi pangan yang belum merata di Indonesia juga dikhawatirkan akan menyebabkan kelebihan atau kekurangan komoditas pangan di sejumlah daerah, yang terdampak secara logistik akibat pandemi maupun perubahan iklim. Peran pemerintah daerah dalam menjaga ketahanan pangan dapat dilakukan melalui urban farming, diversifikasi pangan yang mengurangi ketergantungan pada beras, serta monitoring ketahanan pangan dan harga pangan daerah,” kata dia dalam siaran persnya, Minggu.