Pembudidaya Udang di Lamsel Manfaatkan Tanggul untuk Tambahan Penghasilan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

LAMPUNG — Sistem budidaya udang secara tradisional jadi sumber penghasilan warga pesisir Timur Lampung Selatan. Pemanfaatan tanggul jadi salah satu sumber penghasilan tambahan dengan budidaya tanaman buah, sayuran dan pakan ternak.

Subur, warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi tersebut menyebutkan, budidaya udang windu yang dilakukan selama kurang lebih empat bulan secara tradisional memungkinkannya menanam komoditas pertanian pada bagian tanggul. Lebar tanggul sebagai pemisah tambak tradisional rata rata mencapai tiga meter.

Subur bilang sejak belasan tahun silam memanfaatkan tambak untuk menanam kelapa hibrida, pisang, sayuran. Jenis sayuran sawi, kacang tanah, kacang panjang hingga cabai rawit dan caplak jadi tambahan sumber penghasilan.

“Jenis tanaman sayuran kerap dirawat bersama istri menghasilkan sawi, cabai rawit, kacang tanah, kacang panjang. Sementara untuk tanaman jangka panjang jenis kelapa dan pisang juga bisa menghasilkan saat mulai berbuah, hasil panen tersebut bisa kami jual untuk membeli beras dan bumbu dapur lainnya,” terang Subur saat ditemui Cendana News, Senin (30/11/2020).

Pada musim penghujan, hasil pertanian yang ditanam pada lahan tanggul sebutnya membantu kebutuhan harian saat tambak terkena limpasan banjir Way Sekampung dan banjir rob yang berujung kerugian dari udang yang terbawa banjir. Menjual pisang dengan harga Rp2.000 per kilogram, kelapa Rp3.000 per butir ia masih tetap bisa menghidupi keluarganya.

Pemanfaatan tanggul untuk menanam kelapa, pisang dan tanaman sayuran sebutnya menjaga kekuatan tanggul. Subur menyebut perakaran kuat pada tanaman kelapa dan pisang menahan resiko terkena longsor saat penghujan. Sementara daun kacang tanah, kacang hijau dan pisang bahkan kerap dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak kambing.

Lihat juga...