Pembudidaya Udang di Lamsel Manfaatkan Tanggul untuk Tambahan Penghasilan

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Rusdiantoro, petambak udang vaname di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan memanfaatkan tanggul tambak sebagai lahan untuk menanam kacang tanah, rumput odot sumber pakan ternak, Senin (30/11/2020). Foto: Henk Widi

Petambak lain di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang, Rusdiantoro juga memanfaatkan tanggul untuk tanaman sayuran dan pakan ternak. Tanggul yang dibuat dari tanah liat dan tanah gembur hasil penyiponan limbah tambak memiliki tingkat kesuburan yang baik.

“Potensi tanah tergerus hujan minim dan saya masih bisa menghasilkan sayuran untuk dijual sebagian memenuhi kebutuhan harian,” ungkapnya.

Jenis tanaman rumput odot yang sengaja ditanam pada tanggul sebutnya jadi sumber pakan ternak sapi. Kebutuhan pakan sapi selalu terpenuhi sebab jenis tanaman rumput odot usai dipangkas akan kembali bertunas.

Pemeliharaan tanaman rumput odot membantunya melakukan efesiensi waktu mencari pakan. Kotoran ternak sapi yang diubah menjadi kompos digunakan olehnya untuk pupuk sayuran.

Rusdiantoro yang membudidayakan udang vaname secara tradisional juga menebar ikan nila di tiga petak tambaknya. Memelihara sebanyak 900.000 benih udang vaname ia juga menebar sebanyak 250.000 benih ikan nila salin. Ikan nila yang cocol dibudidayakan pada kolam payau tersebut memberi tambahan penghasilan.

“Saya melakukan sistem tumpang sari pada lahan tanggul dan tambak ditebar udang vaname dan nila,”bebernya.

Petambak lain, Wayan Kersana menyebut tambak tradisional jadi sumber penghasilan utama. Siklus budidaya udang vaname selama tiga bulan hingga empat bulan mampu menghasilkan uang puluhan juta. Meski demikian pemanfaatan tanggul tambak tetap dilakukan olehnya. Penanaman sayuran bisa digunakan untuk menghemat pembelian kebutuhan dapur.

Lihat juga...