Penguatan ASEAN di Era Presiden Soeharto
Namun Pak Harto bersiteguh untuk hadir justru menunjukkan solidaritasnya kepada sesama pemimpin bangsa Asia Tenggara, yang ternyata diturut pula oleh para kepala negara lainnya. Tentang hal ini PM Singapura Lee Kuan Yew berkomentar: “Kalau saja para kepala pemerintahan ASEAN mendengarkan nasihat yang diberikan aparat keamanan mereka, maka bisa dipastikan, kini mereka tidak akan berada di Manila. Tetapi mereka mengabaikan nasihat itu. Dan Presiden Soeharto-lah yang mengambil inisiatif pertama untuk hadir di Manila. Keputusan itu diambil Presiden Soeharto karena komitmennya untuk memelihara solidaritas ASEAN.”
“Sesungguhnya Pak Harto menggalang kerja sama dan solidaritas sesama pemimpin bangsa di ASEAN. Itu telah menciptakan suasana kondusif di wilayah Asia Tenggara. Menurut Pak Harto pada tahun 1970-1980 kawasan Asia Tenggara telah menjadi satu kawasan teraman di atas muka bumi ini,” beber Mahpudi dibuku karyanya.
Senada dengan hal tersebut, Tun Mahathir bin Mohamad, dalam buku Pak Harto The Untold Stories, terbitan Gramedia Pustaka Utama (2012), mengatakan, …. Di ASEAN, Pak Harto memainkan peranan yang sangat penting. Para pemimpin negara ASEAN mendudukkan Pak Harto sebagai orang tua ….
Sementara itu, dibuku yang sama, Lee Kuan Yew , menyebutkan di luar isu-isu bilateral, Soeharto dan dirinya juga bekerja sama dengan erat dalam banyak hal. Ketika Phnom Penh dan Saigon jatuh pada 1975, kelihatannya gelombang komunis akan menyapu dan menelan seluruh Asia Tenggara. Beberapa negara regional buru-buru mengakui Indochina (yaitu pemerintahan komunis Vietnam dan Khmer Merah di Kamboja) dan membuat penawaran terhadap Beijing untuk menghadapi prospek ini.