SLI Gunungkidul Padukan Ilmu Titen dengan Teknologi Perkiraan Cuaca

JAKARTA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginisiasi pendirian Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Kabupaten Gunungkidul DI Yogyakarta sehingga petani dapat memadukan ilmu titen, ilmu tradisional Jawa untuk membaca gejala alam, dengan teknologi perkiraan cuaca.

“SLI ini untuk antisipasi terhadap dampak fenomena iklim ekstrem serta menjadi langkah adaptasi terhadap usaha pertanian apabila terjadi iklim ekstrem seperti banjir atau kekeringan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

SLI di Kalurahan Ngalang, Kapanewon Gedangsari tersebut merupakan SLI ketiga di Kabupaten Gunungkidul.

SLI merupakan salah satu kegiatan rutin BMKG sebagai bentuk pelayanan untuk masyarakat dengan memberi literasi mengenai banyak hal terkait meteorologi, klimatologi, dan geofisika.

SLI BMKG digelar dengan tujuan utama meningkatkan produktivitas hasil petani di kawasan terkait.

Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X saat memberi sambutan virtual SLI, Selasa (3/11) mengatakan, dulu petani tradisional dalam menentukan masa tanam selalu mengandalkan pranata-mangsa, perhitungan iklim berdasarkan ilmu titen yang turun-temurun.

“Tapi saat ini, setelah terjadinya anomali iklim yang sulit diprediksi, cara-cara lama itu sulit digunakan lagi,” ujar Sultan.

Maka salah satu upaya yang dilakukan dengan menginisiasi SLI untuk membantu menghindari dampak salah mangsa. Teknologi yang dimiliki BMKG, misalnya terkait informasi cuaca, prediksi dan lainnya jika dipadukan dengan ilmu titen akan membantu petani mengantisipasi dampaknya.

Sultan mengatakan, kehadiran BMKG lewat SLI, selain untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, juga bisa memberi advis dan pengadaan tanaman untuk konservasi air.

Lihat juga...