Soegiarno: Kami Berjuang Tak Mengharapkan Pamrih

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Perjuangan bangsa Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan, tidak lepas dari jasa para pejuang. Jika Sayuti Melik, terlibat dalam proses persiapan kemerdekaan. Ia yang bertugas mengetik naskah proklamasi pada pagi hari, 17 Agustus 1945, dan kemudian dibaca Soekarno-Hatta.

Pelaku sejarah sekaligus adik Soegiarin, Soegiarno saat bercerita tentang perjuangan sang kakak, saat ditemui di sela ziarah jelang Hari Pahlawan, di TPU Bergota Semarang, Senin (9/11/2020). Foto Arixc Ardana

Maka, ada sosok Soegiarin, yang berjasa mengabarkan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, setelah dibacakan oleh tokoh Proklamator tersebut. Melalui mesin komunikasi sandi morse, pria kelahiran Grobogan Jateng, 13 Juli 1918 tersebut menyampaikan berita bahwa Indonesia telah merdeka ke berbagai negara.

“Soegiarin waktu itu menjadi wartawan Kantor Berita Domei, yang sekarang bernama kantor berita Antara, di bawah pimpinan Adam Malik. Atas perintah Adam Malik lah, Soegiarin memberitakan kabar kemerdekaan Indonesia, melalui mesin komunikasi sandi morse,” papar pelaku sejarah sekaligus adik Soegiarin, Soegiarno saat ditemui di sela ziarah jelang Hari Pahlawan, di TPU Bergota Semarang, Senin (9/11/2020).

Ingatan Soegiarno masih sangat jelas, meski usianya kini sudah 91 tahun, dengan lantang dirinya bercerita bahwa kakaknya tersebut, dahulu bersekolah di sekolah pelayaran Belanda, sehingga mampu menguasai sandi morse.

“Kemampuan ini kemudian digunakannya, untuk memberitakan ke seluruh dunia, bahwa Indonesia sudah merdeka, dengan sandi morse. Berita ini dikirim ke kantor berita dan konsulat luar negeri yang ada di dunia,” terangnya.

Lihat juga...