Tinggalkan Cara Tradisional, Mesin Pengupas Kemiri Tingkatkan Pendapatan Petani

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Bengkel Misi Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali berinovasi membuat mesin yang memudahkan para petani dalam memproses hasil pertaniannya sebelum dijual ke pasar.

Setelah sebelumnya menciptakan mesin pemisah biji cengkeh dan penyosoh sorgum, Bengkel Misi Keuskupan Maumere melalui PT. Langit Laut Biru kembai memproduksi mesin pengupas  kemiri.

“Kami memproduksi mesin ini mengingat di Kabupaten Sikka dan NTT, banyak petani kemiri yang kesulitan dalam mengupas kulit kemiri,” kata General Manager PT. Langit Laut Biru, Keuskupan Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, A. Dian Setiati saat ditanya Cendana News, Selasa (24/11/2020).

General Manager PT. Langit Laut Biru, A. Dian Setiati saat ditemui di kantornya di Bengkel Misi, Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (24/11/2020). Foto: Ebed de Rosary

Dian mengaku, pihaknya melihat di Sikka dan NTT banyak sekali petani yang memiliki pohon kemiri terutama di wilayah pegunungan yang mayoritas warganya menjadikan kemiri sebagai salah satu komoditi andalan.

Dirinya menyebutkan, mesin pengupas kulit atau cangkang kemiri memiliki kapasitas produksi 100 hingga 150 kilogram per jam, namun sistem kerjanya sangat bergantung pada kemiri yang akan diproses.

“Kemiri yang akan diproses harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu selama 2 sampai 3 hari hingga benar-benar kering. Sesudahnya dimasukkan ke mesin pendingin atau freezer baru setelah itu dimasukkan ke mesin pengupas,” terangnya.

Manajer Produksi PT. Langit Laut Biru, Johanes Adyanto, menjelaskan, mesin pengupas kulit kemiri dibuat menggunakan rangka besi UNP 5, besi plat ukuran 1,2 milimeter serta dilengkapi dengan mesin berbahan bakar bensin yang memiliki daya 5,5 tenaga kuda.

Lihat juga...