Untung Rugi Usaha Wisata Taman Bunga
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Tren menggunakan lahan untuk dijadikan objek wisata dengan penanaman bunga dan buah masih diminati di wilayah Lampung. Namun dari aspek bisnis, usaha ini diakui mengandung risiko kerugian yang tidak kecil.
Suti Amelia, salah satu pelaku usaha wisata berbasis bunga atau florikultura, menyebut diperlukan modal dan keberanian untuk usaha tersebut. Wisatawan kerap hanya mengetahui hasil akhir dengan keindahan sebagai tujuan.
Suti Amelia yang berasal dari Sumatra Selatan itu menyebut, membaca peluang menjadi tips memulai usaha wisata kekinian. Kerinduan masyarakat untuk berwisata di alam terbuka dengan kenangan berupa foto menjadi hal tak terelakkan. Memahami tren dan budaya popular masyarakat, ia memilih menanam bunga musiman jenis celosia, matahari dan bunga lainnya.
Bibit bunga celosia (Celosia argantea) dan matahari (Heliantus annus L) memiliki warna menarik. Layaknya arsitek, pembuatan atau konstruksi sebuah taman untuk wisata bunga dikonsep matang. Ia telah mengambil risiko tingkat kebosanan masyarakat akan mengalami stagnasi. Sebagai solusi, konten-konten milenial yang haus akan aktualisasi diri berupa foto, video difasilitasi dengan background apik.
“Konsep taman bunga tentunya sudah umum, bahkan yang permanen ada di Taman Bunga Nusantara Cianjur dan tempat lain, namun yang saya tekuni adalah taman bunga temporer, lahan hanya sewa dan risiko kerugian imbas modal besar bisa terjadi,” terang Suti Amelia, saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (8/11/2020).
Didukung sang suami, Kerut, ia membaca peluang bisnis fortikultura tourism. Wisata berbasis bunga membutuhkan modal lebih dari seratus juta rupiah. Kalkulasi modal itu meliputi sewa lahan rata-rata ratusan meter persegi, pengolahan lahan, penyiapan media tanam bunga. Selain perawatan bunga hingga bisa dikunjungi, ia juga menyiapkan spot foto yang dibuat secara khusus.