Gua Natal, Makna Kesederhanaan Kelahiran Juru Selamat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Tangan-tangan terampil merangkai lampu warna-warni di pohon cemara hidup. Pohon cemara yang digunakan sebagai simbol pohon terang dilengkapi pernak-pernik menarik. Tepat di bawahnya ornamen gua dibuat dari bekas kertas semen.
Benedictus dan sejumlah muda mudi Katolik (Mudika) membuat gua Natal untuk perayaan malam Natal di Gereja Santo Petrus dan Paulus, Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.
Benedictus menyebut semangat kesederhanaan jadi simbol yang dihadirkan dalam ornamen Natal. Bagi umat Kristiani kelahiran Sang Imanuel yang dirayakan sebagai Natal menjadi akhir dari masa penantian atau Adventus. Tradisi membuat gua Natal sebutnya tidak lepas dari semangat untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus dalam kesahajaan.
Sesuai tradisi dan sejarah Kristiani pada tahun 1223 Santo Fransiskus dari Assisi menciptakan gua Natal pertama kali. Gua Natal yang secara tradisi dibuat oleh umat Katolik memiliki makna penggambaran suasana kelahiran Yesus Kristus ribuan tahun silam. Kini setiap gereja Katolik membuat gua Natal bahkan saat perayaan dilakukan kala pandemi Covid-19.
“Pembuatan gua Natal lengkap dengan miniatur suasana pegunungan, gua yang ada di perbukitan sebagai padang penggembalaan saat Yesus Kristus lahir pada sebuah kandang. Jadi digambarkan dengan adanya patung bayi Yesus di palungan tempat minum ternak, bunda Maria, Yusuf dan para gembala serta malaikat,” terang Benedictus saat ditemui Cendana News di gereja Santo Petrus dan Paulus, Selasa malam (22/12/2020).