Hindari Kepunahan, Optimalkan Digitalisasi Aksara Jawa

JAKARTA – Melestarikan budaya bangsa bisa dengan beragam cara, salah satunya seperti yang dilakukan beberapa sekolah di Yogyakarta yang menggunakan aksara Jawa secara digital dalam pembelajaran sehingga aksara peninggalan nenek moyang itu tidak punah.

Seorang filolog yang bekerja di Dinas Kebudayaan Daerah Yogyakarta, Setya Amrih Prasaja, telah memelopori digitalisasi aksara Jawa ini di daerahnya, dan sudah 10 tahun aksara itu sudah digunakan secara digital dalam pembelajaran sekolah.

Amrih yang dulunya juga merupakan seorang guru Bahasa Jawa, telah menggabungkan aksara Jawa dengan teknologi sehingga bisa dipergunakan di komputer.

“Waktu itu saya minta izin kepada Kepala Sekolah untuk di SMA 2 Bantul pendidikan basis budayanya tidak ke hal yang bersifat benda, tapi justru main di karakter dan pola pikir anak dengan aksara (Jawa).”

“Hingga di SMA 2 Bantul itu dari ulangan harian sampai ulangan akhir semester full menggunakan aksara Jawa,” ungkap Amrih, seperti dikutip dari pernyataan pers, Minggu.

Amrih mengaku pola ini dirasa cukup efektif, yaitu dengan membiasakan diri menggunakan aksara Jawa pada komputer dalam pembelajaran sehari-hari, lambat laun siswa akan terpola dan mengenal aksara Jawa secara digital, sehingga dalam praktiknya mereka sudah terbiasa dan tidak kesulitan dalam menjawab soal-soal yang dituliskan dalam aksara Jawa secara online.

“Tahun 2010 waktu saya pertama jadi guru itu saya udah bilang di kelas, anak-anak saya giring ke lab. TIK (Laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi) meskipun saya bukan orang TIK tapi ada fasilitas TIK saya manfaatin, karena sudah saya biasakan untuk ulangan harian online,” terang Amrih.

Lihat juga...