Masjid Babah Alun, Destinasi Wisata Religi Simbol Toleransi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Masjid Babah Alun menambah daftar destinasi wisata religi di DKI Jakarta. Sebuah masjid dengan arsitektur khas Tionghoa itu berdiri tepat di samping jalur tol Depok-Antasari (Desari), Kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan.
Bangunan masjid yang diresmikan tepat pada tahun baru Islam, 1 Muharram 1442 Hijriyah atau 20 Agustus 2020 Masehi ini, menggambarkan nuansa pecinan yang sangat kental. Seperti yang tampak pada bentuk atap, elemen-elemen dan struktur terbuka, serta penggunaan warna yang khas, yakni merah menyala, dengan dinding berwarna putih gading, yang jadi ciri khas masyarakat Tionghoa.

Selain itu kusen pintu dibuat melingkar yang dihiasi ornamen Tionghoa berwarna merah dan kuning emas. Nuansa Islami juga terasa di antara corak Tionghoa dengan hadirnya lukisan kaligrafi pada pintu masuk dan juga pilar masjid.
Dalam beberapa kesempatan, Muhammad Yusuf Hamka, pria muslim keturunan Tionghoa yang membangun masjid tersebut mengatakan, bahwa Babah Alun tidak sebatas rumah ibadah, namun lebih dari itu, Babah Alun merupakan simbol toleransi beragama.
“Kalau kita lihat, memang desain bangunannya mirip seperti kelenteng (tempat ibadah warga Tionghoa), tujuannya adalah untuk menggambarkan bahwa Islam itu bisa menghargai keberagaman, merawat keberagaman dan hidup berdampingan dalam damai,” kata Yusuf Hamka pada salah satu video yang diunggah di Youtube pada Minggu (17/5/2020).