Pandemi Corona Manfaatkan Peluang Usaha Berjualan Buah Segar

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Omzet penjualan buah naga pada satu lapak sebutnya mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta. Ditambah dengan lapak sang istri bernama Sunarti, keduanya bisa mendapat omzet Rp4 juta per hari. Melalui usaha tersebut ia menyebut bisa membayar setoran kredit motor gerobak miliknya. Sebagian omzet penjualan dipergunakan untuk membeli buah naga dari distributor.

“Keuntungan menjual buah naga berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000 dari harga pokok, sangat membantu ekonomi keluarga saat situasi pandemi,” cetusnya.

Budianto menyebut, membuka lapak gerobak miliknya sejak pukul 07.00 pagi hingga 22.00 malam. Tinggal di rumah kerabat yang memiliki profesi sama sebagai pedagang buah naga, ia bisa menghemat pengeluaran sewa tempat tinggal.

Ia juga memanfaatkan aplikasi WhatsApp, Facebook dan Instagram untuk menjaring konsumen dengan memperlihatkan lokasi berjualan.

Nurmansah, semula bekerja sebagai tukang ojek konvensional menyebut, memilih alih profesi sebagai pedagang buah nanas madu. Bekerja sebagai tukang ojek konvensional ia mengaku kalah saing dengan ojek online berbasis aplikasi. Alasan usia dan tidak memahami penggunaan aplikasi, membuat ia memilih membuka usaha lain.

Nurmansah (kiri) mencoba peruntungan menjual nanas madu dari distributor sebagai sumber pekerjaan setelah sebelumnya menjadi tukang ojek konvensional di Jalan Batu Sangkar, Tanjung Karang, Bandar Lampung, Selasa (1/12/2020) – Foto: Henk Widi

“Saya menjual buah nanas membantu distributor dengan sistem bagi hasil, lumayan penjualan cukup meningkat,” cetusnya.

Buah nanas madu asal Tulang Bawang dan Menggala sebutnya dijual Rp12.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Setiap kilogram ia mendapat keuntungan hingga Rp3.000 dan omzet rata-rata harian mencapai ratusan ribu.

Lihat juga...