Pandemi Corona Manfaatkan Peluang Usaha Berjualan Buah Segar

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Nanas kerap dipakai sebagai bahan buah potongan, acar, manisan dan selai kue. Alih profesi berdagang buah sebutnya lebih menguntungkan dibandingkan sebagai tukang ojek konvensional.

Sukijo, salah satu warga di Tanjung Karang yang semula bekerja sebagai buruh angkut memilih berjualan buah jambu kristal. Memanfaatkan trotoar di Jalan Diponegoro ia menjual buah jambu kristal yang telah dikemas.

Buah tersebut dijual mulai harga Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Menjual buah yang dikenal renyah dan manis ia bisa mendapat omzet ratusan ribu per hari.

“Lebih mudah berjualan buah daripada kuli angkut apalagi tenaga saya mulai berkurang, jadi ikut membantu pekerjaan anak yang juga menjual buah,” bebernya.

Menciptakan lapangan usaha sendiri menurut Sukijo jadi pilihan selama pandemi. Berkurangnya lapangan pekerjaan membuat wiraswasta jadi pilihan tepat untuk menghasilkan uang.

Puluhan pedagang buah naga dan buah jambu kristal memanfaatkan trotoar di Jalan Diponegoro, Bandar Lampung, salah satunya Sukijo yang semula bekerja sebagai buruh angkut pasar, Selasa (1/12/2020) – Foto: Henk Widi

Distributor akan memberikan harga khusus bagi pedagang pengecer seperti dirinya. Memanfaatkan payung ia menyebut pedagang tetap diberi kesempatan berjualan di trotoar dengan syarat tetap menjaga kebersihan.

Dibanding dengan pedagang lain yang menggunakan kendaraan, ia memilih melapak dengan meja. Modal terbatas sebutnya menjadi alasan ia dan sejumlah pedagang lain tidak memakai gerobak dan mobil.

Peluang usaha berjualan buah jambu kristal memberinya sumber penghasilan. Ia bahkan tidak harus meminta bantuan dari kerabat pada masa tuanya, karena masih mampu berusaha.

Lihat juga...