Pengamat: Mutu Pendidikan, Kunci Impian Demografi Indonesia
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Bonus demografi yang digadang-gadang akan menjadi peluang bagi Indonesia, sepertinya hanya akan menjadi bencana demografi jika mutu pendidikan tidak dibenahi secara serius oleh pemerintah dan semua pihak yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung.
Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyatakan dengan tegas, pandemi atau tidak pandemi sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Seperti halnya amanat dari pembukaan UUD 1945.
“Jadi pemerintah jangan menyerah dan putus asa untuk membenahi mutu pendidikan Indonesia. Kalau tidak dibenahi, mimpi mendapatkan bonus demografi hanya akan berakhir bencana,” kata Indra saat dihubungi, Kamis (10/12/2020).
Indra menyoroti masalah mutu pendidikan ini, karena ramainya pernyataan terkait jika pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan dalam waktu dekat, akan timbul dampak negatif dalam pendidikan Indonesia.
“Ini bukan masalah tentang tatap muka atau tidak. Tapi ini mengenai mutu pendidikan Indonesia yang memang jauh dari konsep mencerdaskan,” ujarnya tegas.
Ia menguraikan, masalah tatap muka dan tidak tatap muka sebenarnya sama. Bahwa siswa stres karena sistem pembelajaran yang hanya berfokus pada pemberian soal dan tugas.
“Di sisi lain, pedagogik PJJ berbasis teknologi digital sangat berbeda dengan tatap muka. Disini dibutuhkan kemampuan, agar tujuan pembelajaran tercapai,” ucapnya.
Harusnya pemerintah, lanjutnya, belajar dari beberapa institusi pendidikan yang berhasil bertransformasi menjadi institusi pendidikan yang memadukan teknologi dan optimalisasi pendidik.
“Sebagai contoh, metode blended-based learning yang diterapkan oleh SMA Santa Maria Malang atau integrated learning oleh SMA Ursulin Solo atau collaborative learning oleh SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo,” kata Indra.