Pengembangan Budi Daya Mina Padi di Jatiluwih, Prospektif
JAKARTA – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mendorong konsep budi daya mina padi, usai mengunjungi kawasan persawahan agrowisata terasering Jatiluwih yang berada di Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat.
Jatiluwih dikenal sebagai salah satu wilayah di Bali yang memiliki sawah terasering terbesar dan penghasil beras berkualitas tinggi, serta kini sebagai objek agrowisata kelas dunia.
Menurut Mentan Syahrul, sawah terasiring Jatiluwih sangat indah dan memiliki potensi untuk menghasilkan beras khusus berkualitas tinggi yang tidak dimiliki daerah lain.
Akan tetapi, potensi ini akan lebih memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya tarik wisata yang lebih tinggi jika dikembangkan atau dikelola dengan konsep mina padi dan budaya bertani yang ada.
“Kita telah sepakat dengan Komisi IV DPR RI, pemerintah daerah dan berbagai pihak untuk kembangkan potensi Jatiluwih ini melalui tumpangsari padi-ikan, namanya mina padi dan budidaya ikan bioflok. Pola mina padi memelihara alam dengan budaya yang bagus dan membuat pariwisata semakin menarik,” kata Mentan melalui keterangan diterima di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan untuk memelihara sumber daya alam yang dimiliki Jatiluwih, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya mina padi tapi juga dengan pengembangan ternak dan penanaman komoditas buah-buahan, serta perkebunan seperti kelapa.
Selain itu, Syahrul menekankan tidak boleh ada alih fungsi lahan agar Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia semakin terjaga.
“Artinya rakyat tidak hanya dapat hasil pertanian khususnya padi, tetapi juga nilai dari pariwisatanya. Saya berharap Jatiluwih ini menjadi landmark yang paling kuat ke depannya. Nilai budaya kita harus jaga dan tidak boleh ada alih fungsi lahan,” kata Syahrul.