Pengertian dan Makna Cahaya dalam Al-Qur’an
OLEH HASANUDDIN
BAHASA Al-Qur’an diturunkan dalam lisan Arab, serta ditulis juga dalam bahasa Arab. Untuk dapat memahami arti kata yang digunakan Al-Qur’an dengan baik, tentu saja memerlukan ilmu alat dalam membaca teks Al-Qur’an. Sebab itu hanya orang tertentu yang dapat melakukannya, misalnya para mufassir. Sebab itu sebaiknya dalam menggali pengertian Al-Qur’an, kita merujuk kepada kitab-kitab tafsir.
Selanjutnya, di balik sebuah pengertian tekstual, terdapat ‘makna’ yang hanya Allah swt yang mengetahui secara keseluruhan maknanya, sebab Al-Qur’an itu firman Allah swt. Allah menganugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh memahami Al-Qur’an itu makna-maknanya.
Pada catatan ini kami ketengahkan pengertian Cahaya yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah An-Nur (24) 35 sebagai berikut:
Allah swt berfirman;
اللَّهُ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (35)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak di sebelah barat (nya), (yang minyaknya saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.