Regenerasi Tanaman Cegah Degradasi Tanah Imbas Alih Fungsi Lahan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Regenerasi tanaman kayu menjadi salah satu upaya pencegahan degradasi tanah imbas alih fungsi lahan. Selain itu, sistem tebang pilih juga menjadi cara untuk menjaga pohon tetap lestari.
Rianto, salah satu warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan menyebut alih fungsi lahan kebun kayu menjadi lahan jagung, pisang yang dilakukan masyarakat lain memang memberikan keuntungan secara ekonomi, namun dampaknya tanah menjadi tandus, gersang dan berimbas kesuburan tanah berkurang.
Selain mempertahankan kebunnya, tebang pilih jadi cara bagi Rianto untuk menjaga pohon tetap lestari. Ia hanya memilih pohon yang telah cukup umur untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Investasi dengan pohon sebutnya jadi salah satu cara untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Keberadaan pohon sekaligus menjaga resapan air bagi sumur gali yang dimiliki warga.
“Warga masih memanfaatkan sumur gali sehingga fungsi pepohonan yang ada di kebun menjadi penyokong pasokan air, saat kemarau sumur masih bisa menghasilkan sumber air bersih dan ketika penghujan air tetap jernih,” terang Rianto saat ditemui Cendana News, Rabu (2/12/2020).
Menebang sebanyak sepuluh pohon bayur ia menyebut bisa menjualnya seharga Rp18juta. Pesanan kayu merah untuk bahan pembuatan papan, balok akan dikirim usaha pengetaman kayu ke pulau Jawa.
Ia melakukan pengurangan pohon yang sudah tua untuk memberikan kesempatan pada tanaman muda agar berkembang. Penambahan bibit tanaman buah mangga, kelengkeng juga dilakukan pada lahan yang telah dibersihkan.
Pemilihan bibit pohon untuk regenerasi lahan kerap memanfaatkan jenis pohon cepat panen. Ahmad Naim, warga Desa Rawi, Kecamatan Penengahan menyebut jenis pohon sengon banyak dipilih warga. Alih fungsi lahan perbukitan menjadi tempat budidaya jagung sebutnya bisa ditumpangsarikan dengan sengon dan pinang. Pemanfaatan kedua tanaman itu bisa berfungsi sebagai pencegah longsor dan degradasi lahan.