Terdengar Satu Kali Suara Guguran dari Gunung Merapi

Puncak Gunung Merapi - Foto Ant

YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut, suara guguran terdengar sebanyak satu kali dari Gunung Merapi, berdasarkan periode pengamatan pada Jumat (4/12/2020) mulai pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menjelaskan, suara guguran di gunung api aktif itu terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Magelang, Jawa Tengah. Suara guguran yang kerap terdengar itu merupakan guguran material lama, atau lava sisa erupsi terdahulu.

Pada periode pengamatan Jumat (4/12/2020) tersebut, BPPTKG juga mencatat adanya 32 kali gempa guguran, 39 kali gempa vulkanik dangkal, 315 kali gempa fase banyak, serta 27 gempa hembusan. Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal dengan ketinggian 175 meter di atas puncak.

Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) Babadan, rata-rata terjadi 11 sentimeter (cm) per hari. BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan. BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta; Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. (Ant)

Lihat juga...