Toko ‘Online’ Merebak tak Halangi Penjualan Baju Keliling
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
BANDUNG – Bu Esin (59) warga Desa Pinggirsari, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung memilih tetap menjajakan baju dagangannya dari rumah ke rumah, sebagaimana yang telah ia lakukan selama bertahun-tahun.
Meski saat ini harus bersaing dengan toko online (e-commerce) yang semakin dekat dan semakin mudah diakses masyarakat, Bu Esin optimis, dagangannya tetap bisa laku terjual dengan strategi yang digunakannya.
“Sekarang ini kan orang bisa belanja di hp (handphone), tapi Ibu mah yakin, ikhtiar saja, dagangan bisa tetap laku,” ujarnya kepada Cendana News, Selasa (29/12/2020) di Kabupaten Bandung.
Bu Esin menjelaskan strateginya, bahwa barang yang ia jual dapat dibeli secara kredit. Dibayar seminggu satu kali, dan tidak ada ketentuan harus berapa besaran cicilannya.
“Ibu datang ke rumah-rumah setiap hari Senin sore, jualan sekalian nagih cicilan. Ada yang bayar Rp50.000 sekali, ada yang Rp20.000 sekali, tergantung harga baju yang dia beli,” kata Bu Esin.
Tidak banyak lokasi yang bisa dijangkau Bu Esin, hanya dua kampung saja, Kampung Kina Sepuluh dan Kampung Cidulang Desa Pinggirsari. Pasalnya, Bu Esin tidak menggunakan transportasi apa pun, hanya berbekal kedua kakinya sambil memikul barang dagangannya.
“Biasanya Ibu mulai jalan jualan habis Asar (16.30 Wib) sampai menjelang Magrib. Karena kan paginya sampai siang mengurus kebun. Alhamdulillah bisa dibagi-bagi waktunya,” tutur Bu Esin.
Ia mengku bersyukur, meski keuntungan dari hasil berjualan baju tidak seberapa besar, namun itu sudah cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari selama menanti masa panen hasil berkebunnya.
“Alhamdulillah ada untuk tambah-tambahan. Biasanya orang juga pesan dulu, mau model ini model itu. Jadi bisa pesan dulu. Tapi yang paling banyak itu baju ibu-ibu, gamis burkat,” terangnya.