21 Tahun Honorer, Guru di Sikka ini Lulus P3K

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Saya bahagia bisa diangkat jadi P3K. Tapi kalau melihat pendapatan sama saja. Saya di sekolah juga mendapatkan tunjangan sertifikasi Rp1,5 juta dipotong pajak 5 persen, sejak tahun 2010,” terangnya.

Alexander mengaku kecewa, sebab sejak awal waktu tes disampaikan akan ditempatkan di sekolah asal, tetapi dalam perjalanan setelah lulus P3K, dia ditempatkan di sebuah sekolah negeri, SMPN 2 Paga.

Dikatakannya, jarak sekolah tersebut sejauh 15 kilometer dari rumahnya, sementara di sekolah lama dirinya sudah mengabdi puluhan tahun, dan untuk sementara juga menjabat sebagai kepala sekolah.

“Saya memang mau mengundurkan diri, tetapi karena ada dorongan dari teman-teman guru, saya tetap mengikuti tes P3K dan lulus. Saya harus berkonsultasi lagi dengan Yayasan Sanpukat selaku pemilik sekolah tempat saya mengabdi selama ini, dan juga dinas PKO Sikka,” ucapnya.

Sementara itu, Maria Yuliati, salah seorang guru honor di Kecamatan Waigete mengakui, awal mengajar dirinya hanya digaji Rp85 ribu. Sementara tahun kedua gaji yang diterima dirinya bersama rekan guru lainnya naik menjadi Rp125 ribu sebulan.

Maria sesalkan, para guru honor komite yang sudah mengabdi di sekolah dan saat tes CPNS tidak lulus, sementara calon guru yang tidak pernah mengajar lulus, maka hal itu tentu membuat kecewa.

“Kasihan kalau banyak teman guru yang sudah lama mengabdi dan juga menjadi guru honor komite di sekolah-sekolah pedalaman bergaji minim. Saat tes CPNS juga tidak lulus,” ungkapnya.

Lihat juga...