Bahan Baku Langka, Kerajinan Gembol Masih Diminati
KENDARI – Produk kerajinan gembol yang bahan bakunya dari akar atau tunggak kayu jati di Kota Kendari, hingga kini masih cukup diminati konsumen, baik pasar lokal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara maupun dari mancanegara.
“Permintaan pasar akan produk gembol di Kota Kendari masih cukup beragam, namun kami sudah tidak mampu lagi untuk memproduksinya karena sulitnya untuk mendapatkan bahan baku,” ujar Arman, salah satu dari beberapa perajin gembol di bilangan jalan Chaeril Anwar Wua-Wua Kota Kendari, Minggu.
Menurut Arman, perajin gembol kesulitan mengembangkan usaha karena pasokan bahan baku dari tunggak jati lokal sudah tidak ada lagi.
Bahan baku gembol yang biasanya dipasok dari Kabupaten Muna, Muna Barat dan sebagian Konawe Selatan itu sudah sangat sulit dan walaupun ada petani yang membawanya hanya dalam jumlah terbatas.
“Stok bahan baku gembol dari tunggak jati terasa makin sulit diperoleh atau berbeda dengan 10 tahun lalu,” kata Arman.
Tunggak jati kualitas terbaik adalah limbah dari pengolahan kayu jati lokal dari Kabupaten Muna dan Muna Barat yang berusia puluhan bahkan ada ratusan tahun.
“Petani atau pengumpul tunggak jati memperoleh penghasilan lumayan karena setelah menjadi gembol dengan produk meja, kursi dan asesoris cinderamata maka dijual Rp3 juta hingga puluhan juta per satu jenis,” ujar Arman.
Bahkan hasil karya perajin di Kota Kendari pada 20-30 tahun lalu tidak hanya diminati pelanggan daerah setempat, tetapi juga menerima pesanan dari pengusaha mebel besar dari Jakarta, Surabaya, Bali hingga ekspor ke luar negeri.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sultra, Muhammad Yusuf, mengatakan, pemerintah dapat membantu modal usaha bagi perajin gembol dengan harapan, bila bahan baku yang dibutuhan masih tersedia.