Banjir Bandang Rusak Tanaman Bakau di Sikka
Editor: Makmun Hidayat
MAUMERE — Banjir bandang yang melanda Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan ribuan anakan bakau yang baru ditanam bulan November 2020 lalu mengalami kerusakan.
Ribuan pohon bakau ini ditanam kelompok masyarakat dalam program program padat karya penanaman bakau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk masyarakat guna pemulihan ekonomi akibat dampak Covid-19.
“Bakau yang di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda terkena banjir sehingga tertutup lumpur dan ada tanaman yang tercabut namun ada yang masih tegak berdiri,” kata Herry Siswadi, Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelola Hutan (UPT KPH) Kabupaten Sikka, NTT saat dihubungi, Rabu (27/1/2021).

Herry menyebutkan, kelompok Pantai Lestari yang melakukan penanaman bakau tersebut berencana akan melakukan penanaman kembali bakau yang rusak sesuai dengan bibit yang ada.
Dikatakannya, penanaman kembali bakau tersebut dilakukan secara swadaya oleh kelompok dan di areal penanaman tersebut tidak ada penanaman atau penyulaman bakau lagi.
“Bakau yang kemarin ditanam untuk Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda seluas 10 hektare dengan 10 ribu anakan oleh kelompok Pantai Lestari yang beranggotakan 10 orang,” sebutnya.
Herry mengaku belum melihat secara langsung kondisi tanaman bakau di Desa Kolisia yang juga berada di Kecamatan Magepanda yang juga di bulan November 2020 lalu mendapatkan jatah 5 ribu anakan untuk lahan seluas 5 hektare.