Buruh Jemur Kayu Tambah Pendapatan IRT di Pajangan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Sejumlah warga di Kecamatan Pajangan Bantul terbiasa bekerja sebagai buruh jemur untuk menambah penghasilan keluarga. Keberadaan pabrik pengolahan kayu tripleks tak jauh dari rumah mereka, menjadi alasan utama warga bekerja sebagai buruh jemur tersebut.

Buruh jemur sendiri merupakan sebutan bagi warga yang melakukan pekerjaan untuk pabrik pengolahan kayu tripleks. Pabrik biasanya akan menyetor kayu randu, bahan baku pembuatan tripleks dalam bentuk basah.

Sementara buruh jemur bertugas menjemur kayu-kayu lembaran yang disisir tipis tersebut hingga kering. Begitu kering pihak pabrik akan kembali mengambil kayu-kayu tersebut untuk selanjutnya diolah menjadi tripleks.

Salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Novianti (40) mengaku, sudah 2 tahun terakhir bekerja sebagai buruh jemur pabrik kayu tripleks di dekat rumahnya. Warga Dusun Jambean, Triwidadi, Pajangan, Bantul, itu mengaku, mendapatkan upah Rp50-65 ribu setiap kali mengeringkan kayu sebanyak 1 kubik.

“Untuk kayu yang berukuran besar satu kubiknya saya dapat upah Rp50 ribu. Biasanya satu kubik kayu berisi 300-an lebih lembaran kayu. Sedangkan untuk kayu yang berukuran kecil saya dapat upah Rp65 ribu. Tapi harus disusun dan ditali kanan kiri,” katanya, Selasa (12/1/2021).

Bagi buruh jemur seperti Novianti, banyak atau tidaknya penghasilan yang ia dapat sangat tergantung dari cuaca. Saat cuaca sedang panas terik, ia pun mengaku, bisa menyelesaikan pekerjaannya hanya dalam 1 hari saja. Namun saat cuaca sedang hujan atau mendung, ia tak bisa mendapatkan penghasilan apa pun.

“Kalau sedang panas, sehari saja langsung kering. Jadi bisa langsung dapat penghasilan. Tapi kalau sedang mendung atau hujan ya tidak bisa menjemur. Jadi ya sangat tergantung cuaca,” katanya.

Lihat juga...