Emas Anjlok pada Akhir Perdagangan Kamis Pagi
CHICAGO — Emas jatuh lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah aksi ambil untung dari kenaikan lima hari beruntun dipicu oleh rebound dolar saat imbal hasil obligasi AS melonjak, dengan investor bertaruh pada kemenangan Demokrat dalam pemilihan putaran kedua Senat AS di negara bagian Georgia.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 45,8 dolar AS atau 2,34 persen menjadi ditutup pada 1.908,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (5/1/2021), emas berjangka naik 7,8 dolar AS atau 0,4 persen menjadi 1.954,40 dolar AS.
Harga emas berjangka melonjak 51,5 dolar AS atau 2,72 persen menjadi 1.946,60 dolar AS pada Senin (4/1/2021), setelah naik tipis 1,7 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.895,10 dolar AS pada Kamis (31/12/2020), setelah terangkat dua hari sebelumnya masing-masing 10,50 dolar AS dan 2,5 dolar AS.
“Imbal hasil (obligasi) yang lebih tinggi telah mengangkat dolar dan memicu aksi jual emas yang lebih cepat,” ka Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Mulia BMO, Tai Wong.
“1.900 dolar AS adalah poros penting yang perlu dipertahankan untuk mempertahankan narasi bullish jangka pendek,” jelasnya.
Imbal hasil obligasi AS 10-tahun naik di atas satu persen untuk pertama kalinya sejak Maret, meningkatkan peluang kerugian untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, berbalik menguat setelah turun ke posisi terendah 2,5 tahun, membuat emas kurang menarik bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.