FKPA: Sebagian Anak Rela Melacur Demi Hidup Mewah
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Mimpi kehidupan glamor dan hedonis telah menarik sebagian anak-anak di wilayah tertentu untuk rela menjadi pelacur pada usia dini. Mirisnya, sebagian dari orang tua AILA (Anak yang Dilacurkan) ternyata mengetahui dan ikut menikmati hasil kerja anak-anak mereka.
Anggota Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA) Sukajadi, Bandung, Neni Sumiati, menyebutkan para AILA di wilayah Sukajadi, rata-rata berusia antara 12 tahun hingga 17, atau 18 tahun.
“Alasannya ya itu, pengen punya barang mewah, seperti ‘hape’ canggih kayak temennya. Atau punya barang bagus. Sementara mereka dari kalangan ekonomi bawah. Akhirnya ya ikutan nongkrong ama temen yang sudah terjun duluan. Dan, punya pelanggan sendiri. Dan, ini bukan hanya anak perempuan saja, anak laki-laki juga ada,” kata Neni dalam talkshow online rangkaian kegiatan Komunitas Salihara, yang diikuti Cendana News, Minggu (31/1/2021).
Kepedulian Neni pada anak-anak AILA ini, menurutnya diawali oleh rasa prihatin melihat tempat tongkrongan anak-anak tersebut.
“Saya ajak ke rumah. Ajak masak, bikin kue. Apa saja yang bisa membuat mereka nyaman dan merasa itu rumah mereka sendiri. Awalnya, tahun 2015. Dan, itu juga gak tanya-tanya tentang kegiatan mereka. Biasanya setelah tiga bulan, mereka sendiri yang curhat. Karena sudah merasa nyaman dengan saya. Bahkan, ada yang memanggil mama juga ke saya,” tuturnya.
Setelah sering main ke rumahnya, Neni menyatakan banyak AILA yang mengurangi waktu nongkrongnya. Di awal, ada sekitar 60 anak yang mulai dekat dengan dirinya.
“Tapi, cuma berkurang saja. Tidak menghilangkan kegiatan mereka sepenuhnya. Jadi, kalau dulu mereka bisa melayani 7-8 pelanggan kalau weekend, nah semenjak sama saya, berkurang. Jadi cuma 3-4 pelanggan saja,” ujarnya.