Hasil Tangkapan Ikan Nelayan di Flotim, Menurun
Editor: Koko Triarko
Dus mengaku mendapatkan keluhan dari para nelayan kapal huhate soal ikan tuna dan cakalang di perairan selatan ujung timur Pulau Flores yang menghilang, padahal seharusnya sedang musim penangkapan ikan tuna dan cakalang.
“Sejak erupsi gunung api Ile Lewotolok di akhir November, ikan tuna dan cakalang sulit ditemui di parairan pantai selatan ujung timur Pulau Flores. Kemungkinan ikan teri dan cumi-cumi sebagai makanannya pun tidak ada,” ujarnya.
Dus juga hanya menduga, selain makanan ikan tuna dan cakalang menghilang, bisa juga ada dampak dari letusan tersebut yang membuat suhu air laut di perairan pantai selatan meningkat karena dekat dengan gunung api Ile Lewotolok.
Dirinya mengaku hanya menduga saja apakah memang ada pengaruh dari erupsi gunung api Ile Lewotolok, sebab sebelumnya di perairan ini ikan cakalang dan tuna mudah didapat.
Ditambahkannya, sebelumnya ikan tuna dan cakalang di perairan ini melimpah. Apalagi, dampak pandemi Corona membuat ikan tuna dan cakalang masuk hingga ujung timur perairan pantai selatan Flores.
“Sebelum erupsi gunung api Ile Lewotolok, nelayan hanya butuh waktu satu dua jam melaut sudah mendapat hasil melimpah, karena tidak banyak nelayan yang melaut karena harga menurun dan ikan sulit dijual,” ungkapnya.