Hingga Akhir Januari Ekspor Karet Sumut Masih Terganggu

Musim gugur daun melanda tanaman karet di Sumut, sehingga berdampak pada penurunan produksi dan pasokan bahan baku ke pabrik karet – Foto Ant

MEDAN – Ekspor komoditas karet dari Sumatera Utara (Sumut), hingga akhir Januari mendatang masih terganggu  pandemi COVID-19. Pandemi ini mengganggu produksi di perusahaan karet.

“Pandemi COVID-19, membuat permintaan masih berfluktuasi, sementara juga sedang terjadi gangguan produksi di pabrikan. Akibatnya ekspor karet terganggu, ” ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, Kamis (28/1/2021).

Produksi terganggu, akibat pasokan bahan baku terbatas karena sedang terjadi musim gugur daun, yang terjadi sejak akhir Desember 2020 lalu. Dan dimungkinkan musim gugur masih akan berlanjut hingga akhir Januari 2021. “Bahkan ada prediksi, musim gugur daun itu berlangsung hingga awal Maret 2021, yang otomatis mengurangi produksi perusahaan,” tambahnya.

Diperkirakan, selama Januari hingga Maret 2021, produksi karet di Sumatera Utara akan berkurang 45 persen. “Kondisi itu membuat pengusaha pabrikan karet kesulitan. Apalagi selain ekspor, penjualan lokal juga turun, “ujar Edy.

Menurutnya, penurunan penjualan karet di pasar lokal sudah terjadi sejak 2020. Penurunan penjualan di pasar lokal sejak 2020 lalu terjadi sebesar 6 persen, bila dibandingkan 2019. Tahun lalu  penjualan hanya mencapai menjadi 47.928 ton.

Sementara itu, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), mengekspor ikan tuna beku ke Amerika Serikat (AS), di pekan ketiga Januari 2021. Pengiriman dilakukan sebanyak 17,7 ton. “Ikan beku tuna yang diekspor ke AS sebanyak 17,7 ton, menghasilkan devisa bagi negara sebesar 168.430 dolar AS,” kata Kadisperindag Sulut, Edwin Kindangen, di Manado, Kamis (28/1/2021).

Lihat juga...