Inilah Kisah Kapten Didik Gunardi, Penumpang Sriwijaya Air

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Karena yang menyekolahkan Merpati, maka sejak tahun 1993 dia ditarik ke Merpati. Awalnya ia hanya ikut penerbangan perintis pesawat kecil-kecil di wilayah Indonesia Timur,” kisah Enda.

Hingga akhirnya Merpati tutup, dan Didik tetap berkantor sambil menunggu kejelasan.  Ia juga sempat menganggur selama dua tahunan sebelum ditarik ke Nam Air menjadi pilot yang juga masih anak perusahaan Sriwijaya Air.

“Hari kejadian naas tersebut, Didik dijemput dari Bekasi oleh kendaraan karyawan. Ia memang tinggal di Bekasi jika tidak terbang,” ucap Enda.

Atas kejadian tersebut sebagai kakak tertua, dia hanya bisa berdoa. Tuhan berkehendak lain maka harus ikhlas apa yang terjadi.

“Harapan keluarga pada pemerintah, Basarnas, relawan semua yang bertugas di Kepulauan Seribu, semoga bisa cepat menemukan semua jasad. Begitu pula dengan serpihan pesawat supaya semakin cepat pula tanggung jawab yang diemban para relawan dan tim Basarnas,” harapnya.

Terlihat di lokasi rumah Kapten Didik Gunardi, sederet karangan bunga berdatangan. Bahkan ada ucapan belasungkawa dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Lihat juga...