Kampung Mlangi, Pusat ‘Home Industry’ Batik Para Santri
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
YOGYAKARTA – Kampung Mlangi yang terletak di Desa Nogotirto, Gamping, Sleman ,selama ini lebih dikenal sebagai kampung santri dengan ikon masjid Pathok Negoro yang terletak di sebelah barat kota Yogyakarta.
Namun mungkin belum banyak yang tahu, jika kampung Mlangi selama ini juga dikenal sebagai salah satu pusat home industry konveksi maupun kerajinan batik di kota Gudeg.
Ribuan santri yang ada di belasan Pondok Pesantren Kampung Mlangi, diberdayakan untuk memproduksi berbagai macam produk batik. Mulai dari bahan kain, kaos, kemeja, celana, tas dan sebagainya.
Bermacam produk batik tersebut biasanya dipasarkan dengan cara disetor ke sejumlah pusat perbelanjaan seperti kawasan wisata Malioboro, Pasar Beringharjo hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
Salah seorang tokoh kampung Mlangi, yang juga pengasuh Ponpes Aswaja Nusantara, Gus Muhammad Mustafid, menyebut ada ribuan kodi produk batik yang diproduksi para santri di kampung Mlangi setiap bulannya. Ciri khas produk kampung Mlangi adalah motif batik Jumputan.
“Sebenarnya warga kampung Mlangi ini sudah lama memproduksi batik. Awalnya dulu batik yang diproduksi adalah batik dengan motif-motif keraton. Namun setelah muncul batik printing, banyak yang beralih, sehingga menggeser batik asli,” katanya, Selasa (19/1/2021).
Seiring berjalannya waktu, masyarakat kampung Mlangi akhirnya mulai memproduksi berbagai macam produk turunan batik untuk memenuhi kebutuhan di sektor pariwisata. Terlebih kota Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan setiap tahunnya.
“Banyak pelaku usaha batik di kampung Mlangi ini adalah pengasuh pondok pesantren. Jadi pondok memberdayakan para santri khususnya yang kurang mampu, agar mereka bisa mendapatkan pemasukan tambahan,” katanya.